Jaringan Ad
Hoc dilihat dari sisi topologi jaringan merupakan kumpulan dari
beberapa node jaringanwireless multihop yang dinamis. Setiap nodenya
mempunyai interface wireless untuk berkomunikasi dengan node lainnya.
Jaringan Ad Hoc mempunyai infrastruktur node jaringan yang tidak
permanen. Jaringan ini terdiri atas beberapa node yang bersifat mobile
dengan satu atau lebih interface pada setiap nodenya. Setiap node pada
jaringan Ad Hoc harus mampu menjaga performance trafik paket data dalam
jaringan akibat sifat mobilitas node dengan cara rekonfigurasi jaringan.
Sebagai contoh, jika ada node yang bergeser yang mengakibatkan gangguan
berupa putus jaringan, maka node yang mengalami gangguan tersebut dapat
meminta pembentukan rute link baru untuk meneruskan pengiriman paket
data. Beberapa contoh penerapan jaringan Ad Hoc antara lain pembangunan
jaringan komunikasi di medan perang untuk beberapa lokasi, pusat-pusat
komunikasi di daerah bencana alam, sarana koneksi internet pada
stand-stand suatu event/pameran dimana tidak dimungkinkan untuk
membangun jaringan kabel atau ketidaktersediaan jaringan kabel.
Karakteristik Jaringan Ad Hoc
Node-node pada
jaringan Ad Hoc tidak hanya berperan sebagai pengirim dan penerima
data, namun dapat berperan sebagai penunjang node yang lainnya, misalnya
mempunyai kemampuan layaknyarouter. Dengan demikian diperlukan
adanya routing protokol dalam jaringan Ad Hoc untuk menunjang proses
kirim terima antar node-nodenya. Berikut beberapa karakteristik
jaringan Ad Hoc :
- Multiple
wireless link : setiap node yang mempunyai sifat mobility dapat
memiliki beberapa interface yang terhubung ke beberapa node lainnya.
- Dynamic
topology : dikarenakan sifat node yang mobile, maka topologi
jaringannya dapat berubah secara random/acak. Sebagai
akibatnya routing protocol mempunyai masalah yang lebih kompleks
dibandingkan dengan jaringan wired dengan node yang tetap.
- Limited resources : seperti jaringan wireless lainnya, jaringan Ad Hoc dibatasi oleh masalah daya dan kapasitas memori.
Routing Protokol pada Jaringan Ad Hoc
Routing adalah
mekanisme penentuan link dari nodepengirim ke node penerima yang
bekerja pada layer 3 OSI (Layer Network). Protokol routing diperlukan
karena untuk mengirimkan paket data darinode pengirim ke node penerima
akan melewati beberapa node penghubung (intermediate node), dimana
protokol routing berfungsi untuk mencarikan route link yang terbaik
dari link yang akan dilalui melalui mekanisme pembentukan tabel routing.
Pemilihan route terbaik tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan
seperti bandwith link dan jaraknya. Jaringan Ad Hoc memiliki dua model
protokol routing. Pertama, protokol routing yang bersifat reaktif
(reactive), dimana tabel routingdibentuk jika ada permintaan
pembuatan route link
baru
atau perubahan link. Kedua, protokol routing yang bersifat proaktif
(proactive), dimana tabelrouting dibentuk dan diupdate setiap waktu
(secara kontinu) jika terjadi perubahan link, maka routingprotokol pada
jaringan Ad Hoc dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
No.
|
Proaktif
|
Reaktif
|
1.
|
Destination Sequenced (DSDV)
|
Signal Stablility Routing (SSR)
|
2.
|
Wireless Routing Protocol (WRP)
|
Dynamic Source Routing (DSR)
|
3.
|
Cluster Swithc Gateway Routing (CSGR)
|
Temporary Ordered Routing Algorithum (TORA)
|
4.
|
Source Tree Adaptive Routing (STAR)
|
Ad Hoc on Demand Distance Cevtor Routing (AODV)
|
5.
|
|
Relative Distance Microdiversity Routing (RDMAR)
|
6.
|
Zone Routing (ZRP) : campuran antara model proaktif dan reaktif
|
Berikut akan dijelaskan beberapa dari protokol routing diatas.
Destination Sequenced Distance Vector (DSDV)
Prinsip
kerja protokol routing ini mengacu kepada algoritma
penentuan route Bellman-Ford berdasarkan nilai pembobotan setiap link.
Setiap node menjaga tabel routingnya yang berisi arah tujuan, jumlah hop
setiap tujuan dan sequence number. Proses update routing dilakukan
secara periodik. Protokol routing ini bebas dari kejadian looping
route. Tetapi salah satu kelemahan DSDV adalah tidak mendukung multipath
routing (routing ke banyak tujuan). Berikut akan dijelaskan beberapa
dari protokol routing diatas.
Destination Sequenced Distance Vector (DSDV)
Prinsip
kerja protokol routing ini mengacu kepada algoritma
penentuan route Bellman-Ford berdasarkan nilai pembobotan setiap link.
Setiap node menjaga tabel routingnya yang berisi arah tujuan, jumlah hop
setiap tujuan dan sequence number. Proses update routing dilakukan
secara periodik. Protokol routing ini bebas dari kejadian looping
route. Tetapi salah satu kelemahan DSDV adalah tidak mendukung multipath
routing (routing ke banyak tujuan)
Source Tree Adaptive Routing (STAR)
Protokol routing ini tidak membutuhkan update routing secara periodik.
Signal Stability Routing (SSR)
SSR
memilih route berdasarkan kuat sinyal antar node dan terbagi atas dua
protokol, Dynamic Routing Protocol (DRP) dan Static Routing
Protocol (SRP). DRP bertanggung jawab untuk menjaga tabel stabilitas
sinyal dan tabel routing. SRP memproses paket dengan melewatkan paket
ke linkdengan intensitas sinyal yang lebih besar.
Dynamic Source Routing (DSR)
Protokol routing ini
bekerja berdasarkan routing dari node sebelumnya. Node akan meng-update
routeberdasarkan route baru yang didapatnya. Proses routing terdiri
atas dua bagian, route discovery danroute maintenance. Route
discovery digunakan untuk meminta dan meneruskan informasi route.Route
maintenance digunakan untuk informasi kejadian
kesalahan route dan acknowledgements. Sama halnya dengan AODV, protokol
ini akan membebani link. Semakin besar jaringan, control
packets dan message packets akan semakin banyak, yang akan berakibat
meminta alokasi bandwith.
Temporary Ordered Routing Algorithm (TORA)
Protokol routing ini
bersifat adaptif dan bebas dari kemungkinan looping sehingga sangat
cocok untuk kondisi jaringan yang berubah-ubah. Node pengirim
menyediakan beberapa route untuk ke nodetujuan, sehingga jika
satu route gagal dapat digunakan route lain. Dengan adanya
banyak route darinode pengirim, maka pengiriman paket data dapat tidak
terganggu saat pertama kali terjadinya perubahan jaringan. Terjadi 3
proses didalam protokol ini, yaitu route creation, route
maintenance danroute erasure
Ad Hoc on Demand Distance Vector Routing (AODV)
Protokol routing ini
mengacu kepada protokol routing DSDV dengan penambahan fungsi broadcast
untuk meminta route. Protokol ini mampu menangani perubahan topologi
dan bebas dari loopingroute. Ketika suatu route dibutuhkan oleh
suatu node, maka node tersebut akan mem-broadcastpesan ”route
request” ke semua link. Respon dari pesan tersebut kemudian dikirim
balik oleh nodepenerima atau intermediate node yang berisi route baru
untuk ke node tujuan.
Relative Distance Microdiversity Routing (RDMAR)
Protokol routing ini
memperkirakan jarak, radio loop antar node menggunakan algoritma
estimasi jarakZone Routing Protocol (ZRP) Protokol routing ini
berbasis zone atau clustering. Protokol routing ini menerapkan
metode clustering seperti pada CSGR, tetapi setiap nodenya bersifat
sebagai nodepemimpin dan juga anggota dari cluster lainnya. Sementara
pada CSGR setiap cluster hanya mempunyai satu node pemimpin.
0 komentar:
Posting Komentar